Rabu, 25 Juni 2008

Refreshing pelatihan assessmen dan psikologi di UNY

Badan masih cape rasanya setelah enam hari berturut-turut mengikuti kegaitan pelatihan assessmen di Universitas Negeri Yogjakarta. Balik Jakarta malah "teler" dan mesti ketemu calon klien lagi...:(. Pelatihan diadakan dari tanggal 18 sampai 24 Juni 2008

Pelatihan assessmen ini sebenarnya bukan materi baru buatku karena semua sudah pernah kupelajari, mulai dari classical test theory, item respons theory, equiting, dan differential item functioning. Karena jadwal seorang temen ke Vietnam dimajukan sehingga terpaksa aku menggantikannya, tapi terbayar deh dengan melihat instruktur dari Amherst cakep mirip pemain Mcgyver..:)..duh senengnya.

Hari pertama dan kedua, materi yang diberikan adalah classical test theory, yaitu tes yang selama ini digunakan di Indonesia baik oleh para praktisi pendidikan maupun psikolog. Tes ini mempunyai kelemahan yaitu sangat tergantung pada sampel atau kelompok, sehingga tes dengan teori klasik ini kurang valid jika digunakan sebagai acuan dalam melihat kemampuan orang. asumsi-asumsinya mempunyai kelemahan dan mudah terpenuhi, misalnya mmengenai error dalam pengukuran. Menurutku sih..klasikal tes ini melihat pada soal (sekumpulan item-item) secara keseluruhan sehingga tidak mampu membedakan kemampuan antar orangnya. Misalnya dua orang sama-sama mendapat nilai 9 dari 10 item yang dikerjakan..tapi sebenarnya kedua orang tersebut mempunyai kemampuan yang berbeda..tapi dalam kacamata klasikal tes kemampuan keduanya sama karena mendapat nilai 9.

Hari ketiga dan keempat, temanya adalah item respons theory atau IRT yang dibangun berdasarkan kelemahan dari klasikal tes tersebut. Dalam IRT ini yang menjadi fokus adalah item, bukan soal secara keseluruhan. Setiap item mempunyai karakterisik item yang mempunyai daya beda dan tingkat kesulitan masing-masing (dalam achievement tes misalnya)...karenanya kemampuan orang menjadi terbedakan dengan melihat item-item mana yang berhasil dikerjakan oleh yang bersangkutan. Asumsinya adalah local independence, unidimensional, dan invariant. Menyenangkan mempelajari IRT ini. Kemudian dilanjutkan ke Lab komputer untuk praktek running software tertentu yang khusus dibuat dengan asumsi-asumsi IRT.

Hari kelima, tema bergeser ke equiting yaitu suatu proses menghubungkan tes yang paralel dengan sampel random yang berbeda (tapi berasal dari populasi yang sama) sehingga akan diperoleh skor dalam skala yang sama. Misalnya Ujian Nasional, kalau proses equitingnya benar maka bisa dibuat analisis nya tentang peningkatan mutu pendidikan. Bukan sekedar angka saja yang naik dari 4 ke 5 (tapi tanpa makna)...dengan equting kenaikan angka ini menjadi lebih bermakna.

hari keenam, lanjutan tema aplikasi IRT adalah differential item functioning (DIF) yaitu suatu cara yang dapat digunakan untuk mencek ada tidaknya bias, entah bias budaya, gender, atau bias bahasa, atau yang lainnya.

Semua tema-tema dalam pelatihan ini sangat diperlukan aplikasinya dalam dunia pendidikan di Indonesia. Sudah banyak para ahli psikometri yang seharusnya mempunyai kontribusi dalam peningkatan kualitas penilaian pendidikan. Tapi kenapa sampai sekarang Ujian Nasional masih keliatan "malu-malu" belum ada tokohnya yang berani bicara di publik menjelaskan arti penting UN bagi kemajuan pendidikan dan pentingnya kajian-kajian mendalam dan komprehensif tentang isue-isue seputar UN...aneh!

Tidak ada komentar: